Sejarah Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) mencerminkan perjalanan yang menarik dan kompleks di mana manusia telah bekerja untuk mengeksplorasi kemungkinan menciptakan entitas yang memiliki kemampuan untuk berpikir, belajar, dan bertindak layaknya manusia.
Sejarah ini dimulai jauh sebelum terciptanya komputer modern, bermula dari gagasan dan konsep filosofis yang memikat para pemikir dan ahli sejak zaman kuno. Meskipun perkembangan yang signifikan terjadi dalam beberapa dekade terakhir, akar-akar sejarah AI dapat ditelusuri kembali ke era kuno.
Pada zaman kuno, keinginan manusia untuk menciptakan entitas buatan yang menyerupai manusia terlihat dalam mitologi klasik, seperti cerita Pygmalion dari mitologi Yunani dan legenda Golem dari mitologi Yahudi.
Namun, perjalanan yang lebih konkret dimulai pada abad ke-20 dengan terbentuknya komputer modern dan perkembangan pemikiran tentang kecerdasan buatan. Pada tahun 1950, Alan Turing memperkenalkan gagasan tentang uji Turing, yang menjadi landasan bagi pengembangan konsep AI.
Pada tahun yang sama, John McCarthy mengusulkan istilah “kecerdasan buatan” dan mengadakan Konferensi Dartmouth, yang dianggap sebagai tonggak awal dalam pengembangan dan penelitian AI.
Pada tahun-tahun berikutnya, para peneliti fokus pada pengembangan algoritma pemrograman dan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.
Pada tahun 1956, Allen Newell dan Herbert A. Simon menciptakan program Logic Theorist, yang dianggap sebagai salah satu contoh awal dari program AI.
Pada dekade berikutnya, terjadi percepatan dalam pengembangan AI, dengan perhatian yang meningkat terhadap pemodelan penalaran manusia, bahasa alami, dan pembelajaran mesin.
Pada tahun 1980-an, munculah teknik-teknik baru seperti jaringan saraf tiruan dan sistem pakar, yang memungkinkan pengembangan aplikasi AI yang lebih canggih.
Selanjutnya, pada awal abad ke-21, perkembangan komputasi dan data yang besar membuka pintu bagi kemajuan yang luar biasa dalam bidang pembelajaran mesin dan jaringan saraf dalam AI.
Sejak saat itu, AI telah menyebar ke berbagai sektor kehidupan, termasuk teknologi, kesehatan, otomotif, keuangan, dan banyak lagi.
Dengan kemunculan teknologi seperti pembelajaran mendalam, pengolahan bahasa alami, dan robotika, AI terus mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki potensi besar untuk mengubah dunia kita.
Sejarah AI bukan hanya tentang pencapaian teknis, tetapi juga tentang perjalanan intelektual dan filosofis yang menyoroti perjuangan manusia untuk mengerti dan mereplikasi kecerdasan mereka sendiri.
Meskipun masih banyak tantangan yang harus diatasi, sejarah AI menceritakan kisah ketekunan dan visi manusia dalam meraih kemungkinan yang sebelumnya dianggap mustahil.
(*)